Skip to main content

Metodologi Penafsiran Al-quran



Al quran memuat wahyu Allah (firman Tuhan), maka untuk dapat dipahami dengan baik dan benar perlu penjelasan melalui penafsiran. Penafsiran adalah proses, perbuatan menafsirkan. Dengan kata lain, penafsiran adalah upaya untuk menjelaskan arti sesuatu yang kurang jelas. Hasilanya adalah tafsir. Dalam hubungan dengan pembicaraan kita ini yang dimaksud adalah tafsir Al-quran . penafsiran Al-quran dialukan dengan mempergunakan berbagai metode. Diantaranya , (disebut dalam uraian singkat ), adalah

1  Metode ma’tsur
Metode ini merupakan metode yang mempergunakan riwayat (cerita turun temurun atau sejarah) untuk menjelaskan tentang ayat-ayat  Al-quran. Generasi awal dahulu mempergunakan metode ini dalam penafsiran Al-quran. Sebabnya karena, selain mereka masih dekat dengan generasi para sahabat, juga perubahan social dan perkembangan ilmu masih belum sepesat sekarang.
2  Metode penalaran.
Metode ini terdiri atas beberapa metode , diantaranya , yang di singgung di sini adalah

a.       Metode tahlili (analisis)
Metode tahlil adalah metode yang penafsiran nya berusaha menhanalisis kandungan ayat-ayat Al-quran dengan melihatnya dari berbagai segi. Penafsiran yang mempergunakan metode ini dalam pendekatannya mengikuti runtutan (untaian) ayat-ayat sebagaimana tercantum dalam mushaf (lembaran-lembara) kitab suci itu. Walaupun dinilai sangat luas , namun, menurut para ahli, dengan mempergunakan metode ini satu pokok bahasan (sering) tidak selesai dijelaskan. Sebabnya, karena kelanjutan pokok bahasan ada pada ayat lain. Selain itu sifatnya juga amat  teoritis , tidak mengacu pada persoalan-persoalan khusus yang ada dalam masyarakat. Akibatnya, timbullah kesan bahwa uraian yang teoritis dan umum itulah pendapat atau pandangan Al-quran untuk setiap waktu dan tempat (M. Quraish Shihab,1992: 83-87)

b.      Metode maudu’I ( tematik)
Adalah metode penafsiaran Al-quran menurut tema (pokok judul) tertentu, misalnya manusia , masyarakat , umat, Agama, ilmu dan teknologi . karena itu metode maudu’I, disebut juga metode tematik. Dalam perkembangannya metode tematik ini terdiri atas dua bentuk.
  • Bentuk pertama menjelaskan pokok bahasan atau tema tertentu yang terdapat dalam ayat-ayat yang terangkum dalam satu surat saja. Misalnya tema ayat-ayat dalam surat al Baqarah atau ali Imran  atau An nisa dan sebagainya.
  • Bentuk kedua menjelaskan pokok bahasa dalam seluruh ayat Al-quran , tidak lagi terbatas pada ayat dalam satu surat saja.

Oleh karena itu mufasir atau penafsir yang mempergunakan metode tematik dituntut memahami ayat demi ayat yang berkaitan dengan judul bahasannya secara baik dan benar. Mufasir yang mempergunakan metode ini tidak dapat mengabaikan (sama sekali) metode tahlitit tersebut di atas. Profesor Al-Farmawi, seperti dikutip M Quraish Shihab (1992:114) mengemukakan langkah-langkah dalam menerapkan metode maudu’I atau metode tematik ata (disebut juga) metode tauhidi (kesatuan) itu



Ali Mohammad Daud, 1998, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Comments

Popular posts from this blog

demokrasi indonesia 1965-1998

  BAB I   PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita mengenal bermacam-macam istilah demorasi. Ada yang dinamakan demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi Terpimpin, demokrasi pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi soviet, demokrasi nasional, dan sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasu yang menuru asal kata berarti rakyat berkuasa atau government by the people (kata yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan atau berkuasa). Sesudah perang dunia II kita melihat gejala bahwa secara formal demokrasi merupakan dasar dari kebanyakan Negara di dunial menurut suatu peneleitian yang diselenggarakan oleh UNESCO dalam tahun 1949 maka: “mungkin untuk pertama kali dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua system organisasi politik dan social yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh. Akan tetapi UNESCO juga menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi dianggap am

Makalah Sejarah, Kedudukan, dan fungsi Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Manusia dikenal dengan istilah Zoon Politicon atau yang kita kenal dengan sebutan makhluk sosial. Untuk menjamin adanya hubungan antara sesama makhluk social mereka dituntut memiliki suatu bentuk komunikasi yang bersifat universal dan dapat digunakan oleh semua makhluk social. Dengan tuntutan tersebut maka terciptalah suatu komunikasi yang biasa dikenal dengan nama “Bahasa”. Bahasa memiliki arti system, lambang, bunyi yang arbitrer yang digunakan makhluk social sebagai suatu bentuk komunikasi, berinteraksi untuk menjalankan peranan manusia sebagai makhluk social. Bahasa juga digunakan untuk mengenali suatu wilayah atau Negara terutama pada bahasa Indonesia karena pada setiap wilayah memilik banyak hal yang menyebabkan bahasa mereka berbeda-beda. Seiring dengan perkembangan zaman bahasa memiliki banyak ragam dan macam namun lupa bagaiman sejarah, kedudukan, dan fungsi dari bahasa  itu sendiri. Oleh karena itu, penyusun i

Makalah Manusia sebagai makhluk Budaya

BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Keinginan untuk memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada pembaca merupakan dorongan bagi penyusun untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya agar pembaca mudah dalam memahami makalah yang penyusun buat ini. Manusia merupakan makhluk social yang membutuhkan orang lain dalam menjalankan peranan hidupnya dalam kegiatan sehari-hari, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dengan yang namanya budaya. Sebagai mana diketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan secara dinamis seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, dan tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Sebagian tokoh lain mengatakan kebudayaan adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Masih banyak pendapat dari tokoh-tokoh lain yang akan dimuat dalam makalah ini B.      BATASAN MASALAH 1.       Pengertian budaya 2.       Perwujudan kebudayaan 3.       Substansi utama budaya 4.       Sifat-